Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir 1
Dosen Pengampu : Abdul Fatah, Lc, M.Th.I
Di Susun Oleh :
ü Nilatil Husna
ü Mamluatul Khoiriyah
ü Nur Islamiyah
ü Nur Erfi Munfaati
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT KEISLAMAN ABDULLAH FAQIH (INKAFA)
SUCI MANYAR GRESIK
2014
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum wr.wb
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat allah yang
telah memberikan taufik,inayah,hidayahnya kepada kita sehingga kita bisa
menjalankan aktifitas kita dengan baik.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita nabi agung Muhammad S.A.W yang telah menuntun kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni agama islam.
Makalah Tafsir ini
kami susun sebagai tugas untuk mata kuliah yang diampu oleh Ust. Abdul Fattah, Lc,
M.Th.I dengan judul:
“ KEBUTUHAN MANUSIA AKAN PENDIDIKAN ”
Dengan harapan makalah ini bisa dijadikan referensi bagi
siapapun yang membutuhkan dan bisa bermanfaat terutama dari kalangan
teman-teman siswa yang sama menimba ilmu pengetahuan,
Semoga Allah
menunjukkan jalan yang terang bagi siapapun yang ikhlas atas segala yang
diamalkannya.
Gresik, 17 September
2014
Pemakalah
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
Daftar Isi iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................
2
C.
Tujuan.........................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Definisi kebutuhan manusia akan pendidikan..........................................
3
B.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pendidikan..................................
6
C.
Manusia dan proses penyempurnaan diri..................................................
9
BAB
III PENUTUP
. Simpulan...............................................................................................
12
B. Saran.....................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
IPENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Pada kenyataannya memang benar bahwa Pendidikan adalah salah satu kebutuhan manusia. Manusia dalam kenyataan hidupnya
menunjukkan bahwa ia membutuhkan suatu proses belajar
yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan
seimbang. Manusia
tidak dirancang untuk dapat hidup secara langsung tanpa proses belajar terlebih
dahulu untuk memahami jati dirinya dan menjadi dirinya. Dalam proses belajar itu seseorang saling tergantung
dengan orang lain. Proses belajar dimulai dengan orang terdekatnya. yang
selanjutnya proses belajar itulah yang menjadi basis pendidikan.
Sedikit berbicara mengenai pendidikan, Ngalim M Purwanto (1995)
mengungkapkan bahwa pendidikan adalah proses pewarisan nilai dan pengalaman
dalam artian positif untuk mengembangkan peserta didik agar memiliki bekal
dalam hidupnya baik dalam kehidupan pribadinya maupun kehidupan sosialnya.
Pendidikan, baik formal maupun nonformal, adalah sarana untuk pewarisan
kebudayaan. Setiap masyarakat mewariskan kebudayaannya kepada generasi yang
lebih kemudian agar tradisi kebudayaannya tetap hidup dan berkembang, melalui
pendidikan. Pendidikan dapat diartikan segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah
kedewasaan.Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, produk pendidikan
sering hanya diukur dari perubahan eksternal yaitu kemajuan fisik dan
material yang dapat meningkatkan pemuasan kebutuhan manusia. Masalahanya
adalah bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan sering bersifat tidak
terbatas, bersifat subyektif yang sering justru dapat menghancurkan harkat
kemanusiaan yang paling dalam yaitu kehidupan rohaninya.Produk pendidikan berubah menghasilkan manusia yang cerdas dan
terampil untuk melakukan pekerjaannya, tetapi tidak memiliki kepedulian dan
perasaan terhadap sesama manusia. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan menjadi
instrumen kekuasaan dan kesombongan untuk memperdayai orang lain, kecerdikannya
digunakan untuk menipu dan menindas orang lain, produk pendidikan berubah
menghasilkan manusia yang serakah dan egois. B.
Rumusan Masalah
Makalah
berikut akan kami rumuskan sebagai berikut :1.
Apa definisi kebutuhan manusia akan pendidikan ?
2.
Apa faktor yang mempengaruhi kebutuhan pendidikan ?
3.
Bagaimana proses penyempurnaan manusia ?
C.
Tujuan
Makalah ini bertujuan sebagai berikut :1.
Mengetahui tentang definisi kebutuhan manusia akan pendidikan.
2.
Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi kebutuhan pendidikan.
3.
Mengetahui tentang proses penyempurnaan manusia.
BAB
IIPEMBAHASAN A.
Definisi kebutuhan manusia
akan pendidikan
Kebutuhan
manusia terhadap pendidikan merupakan kebutuhan
asasi dalam rangka mempersiapkan setiap insan sampai pada
suatu tingkat di mana mereka mampu menunjukkan kemandirian yang bertanggung
jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Dalam konteks ini,
pendidikan melatih manusia untuk memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik
dalam berinteraksi dengan lingkungan (baik dengan sesama manusia maupun dengan
lingkungan alam).Prof.John S.Brubacher, mengemukakan: bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik dari seseorang dengan manusia lainnya
dan dengan lingkungannya.Dari
ungkapan Brubacher tadi, jelas bahwa dengan adanya penyesuaian-penyesuaian
tersebut akan membawa manusia kepada terbentuknya suatu kemampuan dan
peningkatan kapasitas individual yang secara perlahan menunjukkan adanya
perubahan-perubahan. Dalam konteks pendidikan,
perubahan-perubahan tersebut merupakan proses yang terjadi pada potensi yang
telah ada, untuk selanjutnya menjadi nyata, berkembang dan menjadi lebih baik.Sejalan
dengan pendapat di atas, M.J.Adler, mengemukakan bahwa pendidikan pada manusia
bertujuan untuk melatih dan membiasakan manusia sehingga potensi, bakat dan
kemampuannya menjadi lebih sempurna.Ini menggambarkan bahwa manusia membutuhkan
pendidikan untuk menjadikan manusia lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna.Dalam Islam
pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan sepanjang usia (long
life education). Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu
meningkatkan kualitas keilmuan dan pengetahuan. Tua atau muda, pria atau
wanita, miskin atau kaya mendapatkan porsi sama dalam pandangan Islam dalam
kewajiban untuk menuntut ilmu (pendidikan). Bukan hanya pengetahuan yang
terkait urusan ukhrowi saja yang ditekankan oleh
Islam, melainkan pengetahuan yang terkait dengan urusan duniawi juga.
Karena tidak mungkin manusia mencapai kebahagiaan hari kelak tanpa melalui
jalan kehidupan dunia ini.
Islam juga menekankan akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti
segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya
bisa dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal
dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami
fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya, termasuk pengetahuan. Dan sebagai
implikasinya kelestarian dan keseimbangan alam harus dijaga sebagai bentuk
pengejawantahan tugas manusia sebagai khalifah fil ardh.al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya
pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara.
Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki
pengetahuan pada derajat yang tinggi. al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11
menyebutkan:$pkr'¯»t tûïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä
#sÎ)
@Ï%
öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs?
Îû
ħÎ=»yfyJø9$#
(#qßs|¡øù$$sù
Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur
@Ï%
(#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy
4 ª!$#ur $yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz
ÇÊÊÈ
11.
Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
al-Qur’an juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu
pengetahuan, sebagaimana dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 122 disebutkan:* $tBur c%x. tbqãZÏB÷sßJø9$# (#rãÏÿYuÏ9 Zp©ù!$2 4 wöqn=sù txÿtR `ÏB Èe@ä. 7ps%öÏù öNåk÷]ÏiB ×pxÿͬ!$sÛ (#qßg¤)xÿtGuÏj9 Îû Ç`Ïe$!$# (#râÉYãÏ9ur óOßgtBöqs% #sÎ) (#þqãèy_u öNÍkös9Î) óOßg¯=yès9 crâxøts ÇÊËËÈ
122. tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya. Dari sini dapat dipahami bahwa betapa
pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan
pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar
dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang membawa madharat.
Dalam sebuah sabda Nabi saw. dijelaskan: “Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim”. (HR. Ibnu
Majah)Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam mewajibkan kepada seluruh
pemeluknya untuk mendapatkan pengetahuan. Yaitu, kewajiban bagi mereka untuk
menuntut ilmu pengetahuan.Dalam maqalah
Imam Syafi’i disebutkan :
“Barangsiapa menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu.
Barangsiapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan barangsiapa
menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmu”.Dari sini,
sudah seyogyanya manusia selalu berusaha untuk menambah kualitas ilmu
pengetahuan dengan terus berusaha mencarinya hingga akhir hayat. Dalam
al-Qur’an surat Thahaa ayat 114 disebutkan: “Katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan’.” B.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pendidikan
Dalam kenyataannya ada beberapa hal yang mempengaruhi kebutuhan manusia
akan pendidikan, diantaranya :1.
Faktor
internal Yakni faktor
yang mempengaruhi kebutuhan akan pendidikan yang berasal dari dalam diri
manusia . potensi manusia merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi kebutuhan pendidikan manusia. Karena potensi sudah menjadi fitrah
manusia yang telah diberikan oleh ALLAH SWT seiring dengan diciptakannya
manusia.
Manusia memiliki potensi untuk mengetahui, memahami apa yang ada di
alam semesta ini. Serta mampu mengkorelasikan antara fenomena yang satu dan
fenomena yang lainnya. Karena hanya manusia yang disamping diberi kelebihan
indera, manusia juga diberi kelebihan akal. Yang dengan inderanya dia mampu
memahami apa yang tampak dan dengan hatinya dia mampu memahami apa yang tidak
nampak. Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 31 disebutkan:“Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya”. Yang dimaksud nama-nama pada ayat tersebut adalah sifat,
ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam
raya.Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta
ketidakmampuan alam raya membangkang terhadap perintah dan hukum-hukum Tuhan,
menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam.
Karenanya, semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam
yang telah ditundukkan Tuhan.
Namun, di sisi lain manusia juga memiliki nafsu yang cenderung
mendorong manusia untuk menuruti keinginannya. Nafsu jika tidak terkontrol maka
yang terjadi adalah keinginan yang tiada akhirnya. Nafsu juga tidak jarang
menjerumuskan manusia dalam lembah kenistaan. Dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat
53 disebutkan:“Sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku”.
Al-Qur’an menandaskan bahwa
umat Islam adalah umat terbaik, yang mampu menciptakan lingkungan yang baik,
kondusif, yang bermanfaat bagi seluruh alam. Karena sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 110
disebutkan: “Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.
Sabda Nabi saw.:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat”.
Pisau akan sangat berguna ketika digunakan oleh orang yang berpikiran
positif dan ahli dalam menggunakan pisau. Sebaliknya, ketika pisau digunakan
oleh orang yang berpikiran negatif, niscaya bukan kemanfaatan dan kemaslahatan
yang akan dihasilkan dari pisau itu, melainkan kemadharatan. Demikian
halnya dengan pengetahuan, ketika penggunaannya bertujuan untuk mencapai
kemanfaatan niscaya pengetahuan itu pun akan bermanfaat. Namun sebaliknya,
ketika pengunaan pengetahuan digunakan untuk kemadharatan, maka kemadharatan
itulah yang akan didapat. Ilmu
pengetahuan adalah sebuah hubungan antara pancaindera, akal dan wahyu. Dengan
pancaindera dan akal (hati), manusia bisa menilai sebuah kebenaran (etika) dan
keindahan (estetika). Karena dua hal ini adalah piranti utama bagi manusia
untuk mendapatkan pengetahuan. Namun, disamping memiliki kelebihan, kedua
piranti ini memiliki kekurangan. Sehingga keduanya masih membutuhkan penolong untuk
menunjukkan tentang hakikat suatu kebenaran, yaitu wahyu. Dan dengan wahyu
manusia dapat memahami posisinya sebagai khalifah fil ardh.
Wahyu yang diturunkan kepada manusia tidak hanya berisikan perintah dan
larangan saja, akan tetapi lebih dari itu al-Qur’an juga membahas tentang
bagaimana seharusnya hidup dan menghargai kehidupan. Dan tidak terlepas juga di
dalam al-Qur’an dikaji tentang sains dan teknologi sehingga tidaklah berlebihan
jika kita menyebutnya sebagai kitab sains dan medis. Namun,
berbagai bentuk kemajuan sains dan teknologi serta ilmu pengetahuan tanpa
didasari tujuan yang benar, niscaya hanya akan menjadi sebuah bumerang yang
menghancurkan kehidupan manusia. Karena tidak jarang saat ini manusia malah
mengalami kejenuhan, kehampaan jiwa, hedonisme, materialisme bahkan dekadensi
moral yang tidak jarang pula implikasinya merugikan diri mereka sendiri bahkan
lingkungan sekitar. Padahal dengan adanya kemajuan sains dan teknologi
kehidupan manusia diharapkan menjadi lebih mudah, efisien, instan, yang bukan
malah menimbulkan tekanan jiwa dan kerusakan lingkungan. Dalam Islam telah digariskan
aturan-aturan moral penggunaan pengetahuan. Apapun pengetahuan itu, baik
kesyaritan maupun lainnya, teoritis maupun praktis, ibarat pisau bermata dua
yang dapat digunakan pemiliknya untuk berlaku munafik dan berkuasa atau berbuat
kebaikan dan mengabdi kepada kepentingan umat manusia. Pengetahuan tentang atom
umpamanya, dapat digunakan untuk tujuan-tujuan perdamaian dan kemanusiaan, tapi
dapat pula digunakan untuk menghancurkan kebudayaan manusia melalui
senjata-senjata nuklir.2.
Faktor
eksternal
Selain potensi sebagai faktor internal manusia,
faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi kebutuhan pendidikan, di
antaranya :
Faktor
kebudayaan; pendidikan adalah bagian dari kebudayaan.
Kebudayaan dan pendidikan memiliki pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan juga bisa berubah. Begitu juga kebutuhan pendidikan
akan semakin meningkat Semisal jika
dalam suatu daerah terdapat home schooling (sekolah rumahan) dengan kata lain
pendidikan privat yang telah membudaya, maka kebutuhan akan pendidikan pun akan
meningkat, karena masyarakat ingin anak-anak mereka menjadi lebih pintar
melalui pendidikan privat tersebut. Faktor
ekonomi; Persoalan ekonomi merupakan salah satu
persoalan sangat penting dalam proses pendidikan formal. Oleh karena itu,
bilamana ekonomi seseorang mengalami kesuraman niscaya proses pendidikannya
akan terhambat. Dan kebutuhan pendidikan pun akan berkurang karena lebih
mementingkan kebutuhan yang bersifat dasar (basic). Sebagaimana pada pendapat
maslow pada hierarki kebutuhan manusia, manusia cenderung memenuhi kebutuhan
dasar yang paling bawah dan bertahap pada kebutuhan yang lebih tinggi.
Faktor
sosial; sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa
lepas dari berkomunikasi dan berhubungan dengan manusia yang lain. Dalam
berintraksi dengan orang lain kadang kala terjadi suatu permasalahan yang tidak
diinginkan dan tidak diharapkan, semisal perkelahian antara siswa dalam suatu
sekolah. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
mengatasi masalah sosial tersebut. Dan mungkin masih banyak faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan pendidikan bagi manusia.
C.
Manusia dan proses penyempurnaan diri
Setiap manusia dilahirkan dengan membawa fitrah
serta dibekali dengan berbagai potensi dan kemampuan yang berbeda dari manusia
lainnya. Dengan bekal itu kemudian dia belajar: mula-mula melalui hal yang
dapat diindra dengan menggunakan panca indranya sebagai jendela pengetahuan;
selanjutnya bertahap dari hal-hal yang dapat diindra kepada yang abstrak, dan
dari yang dapat dilihat kepada yang dapat difahami. Sebagaimana hal ini
disebutkan dalam teori empirisme dan positivisme dalam filsafat. Dalam firman
Allah Q.s. an-Nahl ayat 78 disebutkan:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. Dengan pendengaran,
penglihatan dan hati, manusia dapat memahami dan mengerti pengetahuan yang
disampaikan kepadanya, bahkan manusia mampu menaklukkan semua makhluk sesuai
dengan kehendak dan kekuasaannya. Dalam al-Qur’an surat al-Jatsiyah ayat 13
disebutkan:
“Dan dia menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.Perbedaan-perbedaan ini muncul dalam benak
manusia karena pada dasarnya yang bertuhan adalah manusia, di mana manusia itu
lahir, tumbuh dan berkembang dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
dijumpai dalam realitas sejarah hidupnya.
Jadi, bila langkah pertama untuk mengenal Tuhan
adalah mengenal diri sendiri terlebih dahulu secara benar, maka langkah pertama
yang harus kita tempuh ialah bagaimana mengenal diri kita secara benar.
Bagi mereka yang berpandangan atau terbiasa
dengan metode berpikir empirisme-materialistik akan sulit diajak untuk
menghayati makna penyempurnaan kualitas insani sebagaimana yang lazim diyakini
di kalangan para sufi.
Kritik terhadap aliran
materialisme akhir-akhir ini semakin gencar, dan akan mudah dijumpai pada
berbagai bidang studi keilmuan Barat kontemporer dengan dalih, antara lain,
paham ini telah mereduksi keagungan manusia yang dinyatakan Tuhan sebagai moral
and religious being.
Ralph Ross, misalnya,
memberikan contoh yang amat sederhana tetapi gamblang betapa miskinnya penganut
materialisme dalam memahami kehidupan yang penuh nuansa ini. Progressive reductionism works as follows. An art object is only mass
and light waves; an act of love only chemiphysical, only electrical charges;
therefore, the art object or act of love is only a flow of electricity. (Ralph
Ross, 1962, hal. 8). Pandangan yang begitu dangkal tentang manusia secara tegas dikritik oleh
Alquran. Menurut doktrin Alquran, manusia adalah wakil Tuhan di muka bumi untuk melaksanakan
'blueprint'-Nya membangun bayang-bayang surga di bumi ini (QS. 2:3).
Lebih dari itu, dalam tradisi sufi terdapat
keyakinan yang begitu populer bahwa manusia sengaja diciptakan Tuhan karena
dengan penciptaan itu Tuhan akan melihat
dan menampakkan kebesaran diri-Nya.
Kuntu kanzan makhfiyyan fa ahbabtu an u'rafa fa
khalaqtu al-khalqa fabi 'arafuni (Aku pada mulanya adalah harta yang
tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal. Kuciptakanlah makhluk, maka melalui
Aku mereka kenal Aku). Terlepas
apakah riwayatnya sahih ataukah lemah, pada umumnya orang suf menerima hadis
tersebut, namun dengan beberapa penafsiran yang berbeda. Meski demikian, mereka cenderung sepakat bahwa
manusia adalah microcosmos yang memiliki sifat-sifat yang menyerupai Tuhan dan
paling potensial mendekati Tuhan (Bandingkan
QS. 41: 53).
Dalam QS. 15: 29,
misalnya, Allah menyatakan bahwa dalam diri manusia memang terdapat unsur Ilahi
yang dalam Alquran beristilah "min ruhi." Pendek kata, realitas
manusia memiliki jenjang-jenjang dan mata rantai eksistensi. Bila diurut dari
bawah, unsurnya ialah minerality, vegetality, animality, dan humanity.
BAB IIIPENUTUP A.
Simpulan
Dari keterangan yang
telah kami paparkan di atas ada beberapa poin penting, yang
menjadi perhatian dalam penulisan makalah ini, yakni:
1.
Kebutuhan
manusia terhadap pendidikan merupakan kebutuhan
asasi dalam rangka mempersiapkan setiap insan sampai pada
suatu tingkat di mana mereka mampu menunjukkan kemandirian yang bertanggung
jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya.
2.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi kebutuhan pendidikan dapat dikategorikan ke dalam 2
kategori, yaitu:
Ø Faktor internal yaitu sesuatu yang melekat pada diri
manusia itu sendiri yakni potensi manusia.
Ø
Faktor
eksternal antara lain; faktor kebudayaan, faktor ekonomi, faktor social, dan
lainnya.
3. Langkah pertama
untuk mengenal Tuhan adalah mengenal diri sendiri terlebih dahulu secara benar,
maka langkah pertama yang harus kita tempuh ialah bagaimana mengenal diri kita
secara benar. Manusia itu lahir, tumbuh dan berkembang dibentuk dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang dijumpai dalam realitas sejarah hidupnya. B.
Saran
Demikian makalah yang bisa kami sajikan, kami
sadar bahwa ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Maka, kritik dan saran
pembaca sangatlah berguna bagi pengembangan makalah ini. Jika, ada suatu
kelebihan, itu hakikatnya adalah milik Allah SWT. Harapan kami, semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan.
DAFTAR
PUSTAKA Yusuf,
Kadar, M. Tafsir Tarbawi. Amzah. Jakarta. 2013John S.Brubacher, Modern Philosophies of Education, 4th edition (New Delhi, Tata Mc Grow Hill Publishing Company Ltd,
1981Shihab, Quraish, M. Membumikan al-Qur’an. Mizan. Bandung. 2004.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT.Rineka
Cipta, 1997Aly,
Noer, Hery & Suparta, Munzier. Pendidikan Islam Kini dan Mendatang. CV. Triasco. Jakarta. 2003.
al-Qardawi,
Yusuf. Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. Terj. Abad Badruzzaman. PT. Tiara Wacana. Yogyakarta. 2001.
Artikel
islam,tentang kebutuhan manusia akan pendidikan.2014
Artikel islam,tentang kebutuhan manusia akan pendidikan.2014 John S.Brubacher, Modern Philosophies of Education, 4th edition (New Delhi, Tata Mc Grow Hill Publishing Company Ltd,
1981 Shihab, Quraish, M. Membumikan al-Qur’an. Mizan.
Bandung. 2004. Aly, Noer, Hery & Suparta, Munzier. Pendidikan
Islam Kini dan Mendatang. CV. Triasco. Jakarta. 2003. al-Qardawi, Yusuf. Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban.
Terj. Abad Badruzzaman. PT. Tiara Wacana. Yogyakarta. 2001. Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan, Jakarta, PT.Rineka Cipta, 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar